Hari Alzheimer Sedunia 2025: Pentingnya Bertanya dan Deteksi Dini

Senin, 22 September 2025 | 16:27:07 WIB
Hari Alzheimer Sedunia 2025: Pentingnya Bertanya dan Deteksi Dini

JAKARTA - Setiap tahun, tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia, sebuah momentum penting untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit degeneratif ini. Tahun ini, peringatan yang jatuh pada Minggu (21 September 2025) mengusung tema “Ask about Dementia. 

Ask about Alzheimer”, yang menekankan pentingnya bertanya, berdiskusi, dan mencari tahu informasi seputar Alzheimer maupun demensia.

Alih-alih hanya sekadar simbolis, tema ini mengajak publik agar tidak ragu untuk membuka percakapan mengenai penyakit otak yang memengaruhi memori, perilaku, dan kemampuan berpikir tersebut. Dalam banyak kasus, rasa enggan bertanya justru membuat penderita datang terlambat ke fasilitas kesehatan, sehingga penanganannya tidak maksimal.

Bertanya untuk Melawan Stigma

Menurut Alzheimer’s Research Association, kampanye tahun ini ditujukan untuk menghapus stigma dan rasa takut yang sering muncul ketika seseorang atau keluarganya mulai menghadapi gejala demensia. Rasa kebingungan dan informasi keliru yang beredar di masyarakat dapat memperburuk kondisi.

“Tema ini mendorong masyarakat untuk mencari informasi dan berkonsultasi dengan tenaga medis profesional ketika gejala muncul,” tulis lembaga tersebut di laman resminya.

Dengan bertanya, masyarakat bisa meluruskan kesalahpahaman umum, seperti anggapan bahwa pikun selalu wajar dialami lansia. Padahal, Alzheimer bukanlah bagian normal dari proses penuaan. Diskusi terbuka dapat membantu keluarga dan pasien memahami bahwa gejala kognitif tertentu memerlukan perhatian medis sejak dini.

Pentingnya Deteksi Dini

Salah satu sorotan dalam peringatan tahun ini adalah urgensi deteksi dini. Banyak penderita Alzheimer yang baru terdiagnosis ketika penyakit sudah berada pada tahap lanjut. Kondisi ini membuat proses penanganan lebih sulit dan mengurangi kualitas hidup pasien.

Dengan mendorong masyarakat untuk bertanya dan mencari informasi sejak awal, peluang mengenali tanda-tanda awal Alzheimer menjadi lebih besar. Misalnya, gejala seperti mudah lupa yang mengganggu aktivitas harian, kesulitan menemukan kata, atau perubahan perilaku yang signifikan, seharusnya menjadi alarm untuk segera memeriksakan diri.

Langkah sederhana berupa konsultasi dengan dokter bisa menjadi awal dari intervensi medis yang lebih efektif. Deteksi dini juga membuka jalan bagi terapi pendukung, manajemen gaya hidup, serta dukungan keluarga yang lebih tepat sasaran.

Dialog sebagai Jalan Keluar

Banyak keluarga merasa canggung ketika harus membicarakan topik demensia atau Alzheimer dengan anggota keluarga lain. Padahal, dialog terbuka adalah bagian dari upaya pencegahan dan perawatan.

Melalui kampanye “Ask about Dementia. Ask about Alzheimer”, masyarakat diajak untuk menjadikan percakapan tentang kesehatan otak sebagai sesuatu yang wajar. Pertanyaan sederhana, seperti “Apakah perubahan memori ini normal?” atau “Kapan harus pergi ke dokter?” dapat membuat perbedaan besar dalam perjalanan penyakit.

Selain itu, bertanya juga bisa membantu tenaga kesehatan memberikan penjelasan yang lebih personal dan sesuai kebutuhan pasien maupun keluarga. Diskusi semacam ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri bagi mereka yang menghadapi tantangan demensia.

Relevansi di Indonesia

Di Indonesia, kesadaran tentang Alzheimer masih relatif rendah. Banyak orang yang menganggap gangguan ingatan hanya bagian dari faktor usia. Padahal, angka harapan hidup yang terus meningkat membuat risiko penyakit ini juga bertambah besar.

Peringatan Hari Alzheimer Sedunia menjadi momen penting untuk memperkuat edukasi publik. Informasi mengenai pola hidup sehat, pentingnya pemeriksaan rutin, hingga dukungan psikologis bagi penderita dan keluarga harus lebih masif disebarkan.

Dengan mendorong budaya bertanya, masyarakat Indonesia bisa lebih tanggap menghadapi tantangan kesehatan otak. Semakin cepat informasi yang benar diterima, semakin besar peluang untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.

Hari Alzheimer Sedunia 2025 bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan panggilan untuk berani bertanya dan berdialog. Tema “Ask about Dementia. Ask about Alzheimer” menegaskan bahwa komunikasi terbuka adalah senjata utama melawan stigma, kebingungan, dan keterlambatan diagnosis.

Dengan bertanya, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan yang benar, mempercepat deteksi dini, dan memberikan dukungan lebih tepat bagi penderita maupun keluarga. Peringatan ini menjadi pengingat bahwa kesehatan otak sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan semua orang memiliki peran dalam mewujudkan masyarakat yang lebih peduli terhadap Alzheimer.

Terkini

Spinjam Cair Berapa Lama? Simak Penjelasan Ini!

Senin, 22 September 2025 | 23:32:14 WIB

Hukum Zakat Emas Perhiasan dan Cara Menghitungnya

Senin, 22 September 2025 | 23:32:10 WIB

Simulasi KPR BTN Terbaru, Berdasarkan Harga dan Tenor Rumah

Senin, 22 September 2025 | 23:32:08 WIB

7 Rekomendasi Harga Tv Led 32 Inch Terbaik di Indonesia 2025

Senin, 22 September 2025 | 23:32:07 WIB